Membedong bayi selama ini dianggap sebagai sesuatu yang wajib dilakukan pada bayi yang baru lahir. Banyak yang masih menganggap jika bayi yang tidak dibedong akan memiliki kaki yang bengkok berbentuk seperti huruf o.
Bahkan ada mitos yang diyakini jika anak tidak dibedong sewaktu bayi maka saat besar akan menjadi anak yang lasak dan nakal.
Tentu saja hal ini menjadi sebuah tema yang menarik untuk dibahas. Bunda juga pasti penasaran apakah hal-hal tersebut benar adanya secara medis ataukah hanya mitos belaka.
Karena itulah pada kesempatan ini kita akan coba ulas 7 manfaat membedong bayi dan bahaya jika salah menggunakannya.
Pertama kita bahas dulu apa saja manfaatnya.
Berikut ini adalah manfaat membedong bayi yang perlu Bunda ketahui:
1. Menjaga bayi tetap nyaman dan hangat
Membedong bayi sering dikait-kaitkan sebagai cara meluruskan kaki bayi yang berbentuk o, namun sebenarnya tujuan utama dari membedong bayi adalah untuk menjaganya tetap nyaman dan hangat.
Bayi yang baru lahir belum siap dengan paparan udara yang terlalu dingin, untuk itulah bedong diperlukan.
Beberapa orang tua hingga hari ini masih saja menganggap kalau membedong bayi harus lah kencang agar kakinya lurus, namun hal ini sebaiknya tidak dilakukan. Bedong yang dililit terlalu kencang justru akan membuat bayi merasa tidak nyaman.
Bunda juga harus memilih bedong bayi yang bagus dan berbahan lembut untuk memastikan bayi tetap merasa nyaman.
2. Mencegah bayi gelisah dan menangis terus menerus
Manfaat bedong bayi yang selanjutnya adalah mencegah bayi gelisah dan menangis terus menerus.
Riset membuktikan jika bayi yang dibedong menangis lebih jarang daripada mereka yang tidak.
Dalam sebuah studi yang pernah dilakukan menunjukkan hasil jika membedong bayi yang berusia di bawah 8 minggu dapat mengurangi bayi menangis hingga 48%.
Mungkin Bunda sudah pernah mendengar jika sentuhan lembut merupakan stimulus yang direspons dengan baik oleh bayi. Sentuhan dan pelukan ibu dapat membuat bayi menjadi tenang.
Para ahli mengatakan jika bedong bayi dapat menggantikan sentuhan yang menenangkan tersebut. Itulah alasan mengapa bayi baru lahir yang jarang dibedong akan lebih sering menangis dan gelisah daripada mereka yang dibedong.
3. Mencegah bayi terbangun saat tidur karena gerak refleks terkejut
Membedong bayi menurut kesehatan juga dapat mencegah bayi terbangun karena refleks terkejut (moro reflex).
Bunda pasti akan menyadari jika bayi seringkali melakukan gerakan-gerakan seperti menggenggam, mengecap, atau gerakan seperti terkejut secara tiba-tiba.
Hal tersebut merupakan hal normal yang akan terjadi pada setiap bayi. Perlu diketahui jika bayi yang baru lahir memiliki sedikitnya 9 macam gerakan refleks.
Salah satu gerakan refleks yang paling sering membuat bayi terbangun adalah moro reflex, gerak refleks ini membuat bayi terkejut lalu terbangun, dan kadang disertai dengan menangis.
Manfaat bedong adalah mencegah hal ini terjadi, karena dengan dibedong bayi tidak akan terbangun saat mengalami moro reflex sehingga bisa tidur lebih nyenyak dan lebih lama.
Maka dari itulah kain bedong menjadi salah satu perelengkapan bayi baru lahir yang wajib disiapkan.
4. Mengurangi risiko SIDS
Menurut para ahli, salah satu manfaat membedong bayi yang paling penting adalah dapat mengurangi risiko terjadinya sindrom kematian mendadak pada bayi atau yang sering disebut dengan SIDS (sudden infant death syndrome).
Seperti yang sudah umum diketahui jika bayi yang baru lahir tidak boleh tidur dengan posisi perut di bawah. Hal ini akan meningkatkan risiko terjadinya SIDS karena bayi baru lahir belum cukup kuat untuk membalikkan badannya kembali.
Tidur dengan posisi perut di bawah. pada bayi dapat menyebabkan bayi sulit bernapas, karena itu Bunda harus menidurkan bayi di atas punggungnya.
Salah satu cara untuk menjaga bayi tetap tidur di atas punggungnya adalah dengan dibedong.
Jadi jika ada pertanyaan penting atau tidak bayi dibedong, maka ini adalah salah satu jawabannya.
5. Mencegah bayi mencakar wajahnya saat tidur
Bayi baru lahir usia 0 hingga 3-4 bulan biasanya sering mencakar/ menggaruk wajahnya sendiri saat tidur. Ini juga merupakan hal yang normal dan akan hilang dengan sendirinya seiring dengan tumbuh kembang sang bayi.
Namun bukan berarti hal ini harus dibiarkan begitu saja. Bayi sudah memiliki kuku-kuku kecil yang cukup tajam untuk melukai wajah mereka.
Karena itulah membedong bayi pada saat tidur menjadi penting, untuk mencegah bayi mencakar mukanya.
6. Orang tua punya waktu tidur yang cukup saat bayi tertidur nyenyak
Manfaat bedong bayi yang terakhir adalah memberikan orang tua si bayi kesempatan untuk tidur lebih lama.
Seperti yang sudah kita bahas sebelumnya jika bayi yang dibedong dapat tidur lebih nyenyak dan lebih lama daripada bayi yang tidak dibedong.
Dengan demikian Bunda akan memiliki waktu yang cukup untuk beristirahat karena bayi tidak terlalu sering terbangun di malam hari.
Lantas muncul pertanyaan, bayi yang tidak dibedong bahayakah?
Dari 6 poin manfaat membedong bayi menurut kesehatan di atas, sebenarnya tidak ada kaitannya antara membedong bayi dengan mitos dan bahaya-bahaya akibat bayi tidak dibedong seperti kaki yang bengkok dan semacamnya.
Efek bayi tidak dibedong yang paling sering tampak hanyalah bayi menjadi lebih sering gelisah, menangis, dan terbangun saat terkejut.
Jadi bisa dikatakan jika Bunda membedong bayi dengan benar, maka akan mendapat banyak manfaat seperti di atas. Namun jika tidak dibedong juga tidak menimbulkan bahaya.
Poinnya ada pada cara membedong bayi dengan benar, karena jika salah dalam membedong bayi justru dapat memberikan efek yang tidak baik bahkan berbahaya.
Inilah mungkin yang dimaksud dengan bahaya membedong bayi, yakni membedong dengan cara yang salah.
Kesalahan Dalam Membedong Bayi
Berikut ini adalah beberapa kesalahan dalam membedong bayi yang harus Bunda hindari:
1. Membedong bayi terlalu ketat
Kesalahan pertama yang paling sering dilakukan adalah membedong bayi dengan lilitan yang terlalu ketat.
Ibu yang baru melahirkan biasanya diajarkan bagaimana cara membedong bayi dengan menggunakan kain bedong tradisional.
Penggunaan bedong tradisional ini mengharuskan ibu melilitkan kain untuk membungkus tubuh bayi.
Namun yang harus diperhatikan adalah ketatnya lilitan tersebut. Jangan membedong bayi terlalu ketat karena bisa menimbulkan dampak yang tidak baik bagi kesehatan bayi.
2. Kain bedong kendur dan kusut
Membedong bayi memang tidak boleh dilakukan dengan terlalu ketat atau kencang, namun juga tidak boleh terlalu longgar, kendur, atau kusut.
Bedonglah bayi dengan lilitan yang tidak terlalu ketat juga tidak terlalu longgar. Bedong harus rapat namun juga masih memberikan ruang bayi untuk bergerak.
Jika ada bagian kain yang berlebih terutama dibagian atas dekat kepala maka harus dirapikan, karena bisa saja karena sesuatu hal kain berlebih ini malah menutupi jalan napas si bayi.
3. Membedong bayi sepanjang hari
Kesalahan dalam membedong bayi yang selanjutnya adalah terus-terusan membedong bayi sepanjang hari.
Hal ini juga sebaiknya dihindari. Membedong bayi sepanjang hari dapat membuat bayi menjadi gerah.
Selain itu bayi juga perlu mengenali tubuhnya sendiri dan benda-benda di sekitarnya melalui rabaan tangan-tangan kecil mereka. Ini adalah hal yang penting bagi perkembangan saraf dan kecerdasan si bayi.
Jadi membedong bayi sebaiknya tidak dilakukan sepanjang hari, ketika siang hari cuaca sedang panas dan bayi sedang bangun maka sebaiknya bedong dilepas.
4. Tidak tahu kapan harus berhenti membedong bayi
Kesalahan dalam membedong bayi yang terakhir adalah tidak tahu kapan harus berhenti membedong bayi.
Membedong bayi memang dapat memberikan banyak manfaat jika dilakukan dengan benar. Namun membedong bayi juga harus dihentikan ketika bayi sudah tidak lagi memerlukannya.
Sebaiknya bayi dibedong sampai usia berapa?
Umumnya bayi sudah tidak lagi memerlukan bedong pada usia 3-4 bulan.
Karena pada usia ini bayi sudah mulai bisa tengkurap (memutar badan saat tidur), dan refleks terkejut pada saat tidurnya juga sudah mulai hilang.
Jika bayi Bunda bisa tengkurap lebih cepat dari usia tersebut, usia 2 bulan misalnya. Maka membedong bayi sebaiknya tidak dilakukan lagi pada usia tersebut.
Bahaya membedong bayi
Berikut ini adalah bahaya membedong bayi jika Bunda salah dalam melakukannya:
1. Sindrom Kematian Bayi Mendadak (SIDS)
Bahaya bedong bayi yang pertama adalah meningkatkan terjadinya SIDS (sudden infant death syndrome).
2. Hyp Dysplasia
Hyp dysplasia atau displasia pinggul adalah kelainan yang menyebabkan pertumbuhan pinggul menjadi tidak normal. Bisa karena dislokasi tulang atau karena soket tulang yang tidak stabil.
Salah satu yang sering dikaitkan dengan meningkatnya hyp dysplasia adalah bedong bayi yang terlalu ketat sehingga tulang dan persendian bayi yang masih lembut bisa saja bergeser dari tempatnya.
3. Dislokasi persendian
Sama halnya dengan hyp dysplasia, membedong bayi terlalu ketat juga bisa menyebabkan dislokasi persendian.
Di dalam kandungan, posisi kaki bayi menyilang satu dengan yang lain. Sehingga apabila sewaktu lahir dipaksakan untuk lurus dengan melilitkan bedong erat-erat maka sendi-sendi dan tulang bayi yang masih lembut akan mengalami dislokasi.
Ini adalah hal yang buruk untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi Bunda. Karena itu hal ini perlu dihindari.
4. Gangguan Pernapasan
Bahaya bedong bayi yang terakhir adalah dapat menyebabkan gangguan dan infeksi pernapasan.
Bedong bayi yang terlalu ketat membuat bayi menjadi gerah dan sulit bernapas. Selain itu Bunda juga harus rajin mengawasi bayi saat dibedong agar mereka tetap tidur dengan posisi punggung di bawah.
Bayi yang terguling saat dibedong dan tidur di atas perutnya terlalu lama tidak baik untuk kesehatan pernapasan mereka. Bahkan hal ini diyakini dapat menyebabkan infeksi pernapasan dan SIDS.
Itulah beberapa manfaat dan bahaya bedong bayi yang wajib menjadi pengetahuan Bunda untuk menyambut kehadiran si kecil.
Semoga bermanfaat yaa.